Maucerita dikit nih pengalaman reschedule penerbangan Sriwijaya Air. Jadi ceritanya, keluarga besarku pingin rame-rame ke padang untuk acara resepsi pernikahan keponakan kami. keberangkatan dari Surabaya 16.05 WIB transit di Jakarta - Soekarno Hatta, tiba di Soeta 17.25 WIB. kemudian lanjut dari Soeta 18.30 menuju padang, Jadwal tiba di
Halo semuanya, kali ini kami mau sharing cerita pengalaman transit di Kuala Lumpur. Emang lagi mau pergi ke mana sampai harus mampir di Kuala Lumpur? Ceritanya berlangsung pada awal Januari 2020. Saya bersama suami pergi umroh ke tanah suci. Nah, dalam rute perjalanannya, meeting point bersama rombongan yang lain ialah di Kuala Lumpur. Cerita pengalaman umrohnya seperti apa? Kami akan coba ceritakan di kesempatan lainnya ya. Jadi, stay tune terus di Catatan Bunda. Sementara itu, teman-teman bisa membaca cerita kami saat berangkat umroh bersama keluarga beberapa tahun yang lalu. Untuk mengawali rangkaian ceritanya, kami akan mencoba cerita pengalaman transit di Kuala Lumpur. Walaupun terhitung momen transitnya sangat singkat, selalu ada yang bisa diceritakan. Mudah-mudahan kisah singkat kali ini bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca. Selamat menikmati cerita lengkapnya 😀 Pengalaman Transit di Kuala Lumpur – Berburu Tiket Pesawat Sebelum berangkat, kami berburu tiket penerbangannya terlebih dahulu. Saat ini, booking tiket penerbangan melalui aplikasi sudah sangat mudah. Kami yakin para pembaca pun demikian. Proses berburu tiket dimulai di aplikasi Traveloka. Rute penerbangan menuju Kuala Lumpur yang tersedia ialah Jakarta – Kuala Lumpur. Kami simpan dulu informasi tersebut. Selanjutnya, kami berdua berpikir, jika ada penerbangan yang rutenya langsung dari Bandung tentu sangat bagus. Di samping letak bandara yang masih satu kota, kami bisa menghemat waktu dan tenaga saat keberangkatan. Oleh sebab itu, kami coba berburu di aplikasi yang lain. Kali ini, pilihan kami jatuh di aplikasi milik salah satu maskapai. Alhamdulillah, ternyata keinginan kami berdua dikabulkan oleh Allah SWT. Masih ada rute penerbangan langsung dari Bandung ke Kuala Lumpur. Asal bandara pun sesuai keinginan. Seperti kita ketahui, kini ada bandara baru di Jawa Barat. Namanya ialah Bandara Internasional Kertajati di Majalengka. Untuk menuju ke bandara tersebut, penumpang membutuhkan waktu perjalanan dari Bandung kurang lebih 2,5 hingga 3 jam. Bandara baru ini dimaksudkan untuk menggantikan Bandara Husein Sastranegara yang berada di kota Bandung. Syukurlah, penerbangan menuju Kuala Lumpur masih bisa dilayani di Bandara Husein Sastranegara di Bandung. Berapa harga tiketnya? Estimasi kasarnya, biaya tiket pesawat Bandung – Kuala Lumpur PP sebesar Rp – Rp per orang. Jika dibandingkan dengan penerbangan dari Jakarta, harganya memang lebih tinggi. Akan tetapi, kami memutuskan untuk tetap terbang dari Bandung saja. Mengapa demikian? Ada beberapa pertimbangan yang kami gunakan. Pertama, selisih harga tiket untuk terbang dari Jakarta dan Bandung tidak terlalu jauh. Biaya tiket rute Jakarta – Kuala Lumpur PP memang lebih murah. Akan tetapi, masih ada biaya tambahan yang harus kami keluarkan. Biaya tersebut ialah biaya perjalanan menggunakan travel dari Bandung menuju ke Bandara Soekarno Hatta. Jika dihitung perjalanan berangkat dan pulang kembali, maka biaya totalnya hamper mirip dengan tiket rute Bandung – Kuala Lumpur PP. Kedua, efisiensi waktu untuk berangkat. Jika kami terbang dari Jakarta, maka kami harus berangkat dari Bandung menuju Bandara Soekarno Hatta jauh lebih awal. Paling telat, 6 sampai 8 jam sebelum pesawat lepas landas, kami sudah harus berangkat dari Bandung. Bandingkan jika kami terbang dari Bandara Husein Sastranegara Bandung. Jika jalanan Bandung sedang bersahabat, kami bisa tiba di bandara dalam waktu 30 menit saja. Jauh sekali bedanya, kan?! 😀 Ketiga, tentunya efisiensi tenaga. Dengan terbang dari Bandung, kami menghemat banyak sekali tenaga jika dibandingkan terbang dari Bandara Soekarno Hatta. Persiapan 6 – 8 jam sebelum keberangkatan itu membutuhkan tenaga yang tidak sedikit, lho. Lebih baik kami simpan tenaga dengan beristirahat dan kumpul dengan keluarga di rumah. Setelah itu, kami bisa menuju ke Bandara Husein Sastranegara 2 jam sebelum keberangkatan. Tiga pertimbangan tersebut sudah cukup bagi kami untuk menentukan pilihan rute yang akan diambil. Yuk, kita sambung ke cerita berikutnya dalam pengalaman transit di Kuala Lumpur. Cerita Transit di Kuala Lumpur Saat Berangkat Umroh Tiba saatnya hari keberangkatan kami berdua. Perjalanan dari rumah menuju Bandara Husein Sastranegara sangat singkat dan lancar. Kurang dari 1 jam, kami sudah tiba di bandara. Kami berdua pun masuk ke terminal keberangkatan internasional. Paspor dan boarding pass menjadi hal wajib yang harus dibawa selama perjalanan. Proses check in di counter berjalan lancar. Kami mengantri dengan tertib bersama penumpang yang lain. Koper berisi barang bawaan umroh yang kami bawa sudah didaftarkan ke dalam bagasi pesawat. Masih ada waktu untuk bersantai di ruang tunggu Bandara Husein. Tidak lama, para penumpang dipanggil untuk masuk ke pesawat. Penerbangan dari Bandung menuju Kuala Lumpur memakan waktu kurang lebih 2 jam 15 menit. Pagi itu cuaca sangat cerah. Alhamdulillah penerbangan kami menuju Kuala Lumpur lancar dan terasa menyenangkan. Pesawat kami akhirnya mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2 KLIA 2. Pengalaman transit di Kuala Lumpur akhirnya dimulai. Titik pertemuan kami dengan rombongan umroh yang lainnya ialah di KLIA 1, dimana terminal keberangkatan internasionalnya berada. Turun dari pesawat, kami membawa tas ransel yang kami bawa masuk ke kabin. Sebelum bisa menuju ke KLIA 1, kami h arus melalui proses imigrasi terlebih dahulu. Cukup ikuti saja panduan yang berada di dalam gedung terminal KLIA2, kami berdua bisa tiba di loket imigrasi. Loket Imigrasi di Bandara Kuala Lumpur Loket imigrasi di KLIA 2 dibagi menjadi dua antrian. Antrian pertama untuk warga dengan paspor Malaysia. Sedangkan antrian kedua ialah untuk warga asing dengan paspor non-Malaysia. Saat kami datang, antrian di imigrasi lumayan panjang. Jadi, kami nikmati saja prosesnya. Tidak ada yang perlu dicemaskan saat melewati loket imigrasi di KLIA 2. Cukup siapkan paspor saja untuk diproses oleh petugas imigrasi Malaysia. Selain itu, kami juga menyiapkan boarding pass pesawat yang kami naiki sebelumnya. Ketika kami melalui loket imigrasi, tidak ada pertanyaan aneh-aneh dari petugas imigrasi yang ditujukan pada kami berdua. Proses yang dilakukan di area loket imigrasi juga sangat sederhana. Dimulai dari penyerahan paspor kepada petugas, lalu pengambilan foto wajah kami oleh petugas imigrasi. Proses berikutnya ialah perekaman sidik jari di mesin khusus dan disambung oleh tahap validasi atau pemberian stempel imigrasi Malaysia di buku paspor Indonesia yang kami miliki. Selesai dari loket imigrasi, kami meneruskan perjalanan. Tujuan berikutnya ialah tempat pengambilan bagasi. Saya mengambil troli, sementara suami menunggu koper bawaan kami berdua di conveyor belt. Selesai mengambil bagasi, kami langsung keluar dari gedung terminal kedatangan KLIA 2. Moda Transportasi di Area Bandara Pengalaman transit di Kuala Lumpur Tujuan kami selanjutnya ialah menuju ke terminal keberangkatan internasional di KLIA 1. Untuk menuju ke sana, setidaknya ada dua cara yang kami ketahui. Cara pertama ialah naik bus yang ada di terminal. Sedangkan cara kedua ialah naik kereta, yang diberi nama KLIA Express. Kami berdua memilih cara kedua, yaitu menuju ke KLIA 1 menggunakan KLIA Express. Sebelum bisa menikmati KLIA Express, kami harus membeli tiketnya terlebih dahulu. Loket tiket KLIA Express berada di lantai 1 gedung terminal KLIA 2. Harga tiketnya terbilang sangat murah, hanya 2 Ringgit Malaysia per orang. Selain itu, anak-anak di bawah usia 4 tahun, masih bisa menikmati KLIA Express secara gratis. Jujur saja, pengalaman transit di Kuala Lumpur ini lumayan mengesankan menurut kami. Fasilitasnya sangat memudahkan untuk penumpang. Apalagi seperti kami berdua yang membawa bawaan berupa koper besar. Saat naik KLIA Express pun sangat mudah. Tidak perlu khawatir soal jadwal, KLIA Express terus beroperasi setiap hari. Cukup menunggu saja beberapa saat untuk naik KLIA Express berikutnya. Sebagai informasi, troli bandara tidak boleh dibawa masuk ke dalam KLIA Express ya. Hanya barang bawaan saja yang diperkenankan masuk. KLIA Express yang tersedia sangat nyaman dan bersih. Ada pendingin ruangan di dalamnya. Jika kosong, penumpang dipersilakan duduk di kursi yang tersedia. Perjalanan dari KLIA 2 menuju ke KLIA 1 sangat cepat. Estimasi perjalanan hanya membutuhkan waktu 2 hingga 5 menit saja. Jadi, baru saja duduk di kursi KLIA Express dan menikmati pemandangan, kami sudah harus berdiri lagi karena sudah sampai ke tujuan 😀 Tiba juga kami di KLIA 1. Troli bandara menjadi hal pertama yang kami cari. Tidak lain tujuannya untuk menaikkan koper bawaan kami di atasnya. Masih ada banyak waktu sebelum pesawat kami terbang ke Jeddah. Jadi, kami tidak buru-buru saat jalan kaki menembus megahnya KLIA 1. Terminal keberangkatan internasional terletak di lantai 5 gedung KLIA 1. Kami hanya perlu mencari lift untuk membawa barang bawaan ke terminal keberangkatan internasional. Pesawat yang akan membawa kami ke Jeddah akan berangkat sekitar pukul waktu setempat. Sedangkan kami sudah siap dan berada di terminal internasional sejak pukul waktu setempat. Lalu, bagaimana jika ingin makan di KLIA 1? Jangan khawatir, banyak sekali tempat makan yang tersedia. Dari hasil pengamatan kami, ada beberapa lokasi yang sempat kami temukan. Area foodcourt yang bisa anda nikmati berada di lantai 2 dan lantai 4. Pilihan menu makanan yang ada juga sangat bervariasi. Mulai dari makanan khas Melayu hingga makanan dengan tema Eropa juga ada. Anda bisa memilih sesuai selera. Rentang harga makanannya mulai dari belasan ringgit hingga dua puluhan ringgit Malaysia. Pada awalnya, kami berdua juga ingin jajan makanan di area foodcourt KLIA 1. Akan tetapi, kami sudah disiapkan bekal makanan dari rumah. Jadi, saat transit di Kuala Lumpur, kami cukup menghabiskan bekal makanan yang ada saja. Kami hanya perlu membeli air mineral dalam botol saja. Sangat menghemat pengeluaran kami berdua ketika itu. Selesai makan, kami istirahat sebentar sambil berkenalan dengan rombongan yang baru datang. Selanjutnya, kami mencari mushola untuk menjalankan sholat. Mushola di KLIA 1 berada di lantai 5. Satu lantai dengan terminal keberangkatan internasional. Kami tinggal berjalan dengan mengikuti papan petunjuk yang sudah tersedia. Jangan khawatir, mushola di KLIA 1 ini ukurannya lumayan besar. Dengan demikian, bisa menampung jamaah dalam jumlah yang cukup banyak. Sambil berjalan dari terminal internasional ke lokasi mushola, kami bisa menikmati dan melihat apa saja yang ada di sekeliling. Mulai dari restoran, toko brand ternama, hingga mesin ATM. Pengalaman transit di Kuala Lumpur kali ini, kami memang sengaja tidak mampir untuk berkeliling di Kuala Lumpur. Walaupun teman-teman di rombongan banyak yang datang sehari sebelumnya untuk jalan-jalan keliling Kuala Lumpur. Saat itu, kami fokus untuk cepat tiba di lokasi meeting point dengan rileks dan tidak terburu-buru. Selain itu, pikiran kami berdua memang fokus pada tujuan untuk beribadah umroh saja. Ga kepikiran untuk jalan-jalan 😀 Rencana jalan-jalannya disimpan dulu untuk sementara waktu. Kami akan datang kembali dengan membawa anak-anak beserta orangtua untuk jalan-jalan di Kuala Lumpur. Mohon bantu doakan ya, teman-teman! Demikian cerita ringan kami saat transit di Malaysia. Anggap saja kisah ini merupakan bagian yang pertama. Akan ada petualangan di KLIA bagian yang kedua. Nantikan pada cerita kami selanjutya ya. Terimakasih banyak sudah menyimak. Semoga cerita kali ini ada manfaatnya bagi para pembaca sekalian 😀 Visited 3,935 times, 16 visits todayPENGALAMANTRAVELLING SINGAPORE & KUALA LUMPUR BERSAMA GIZIDAT Pertama-tama saya mengucapkan Alhamdulillah ,karena mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan reward dari Gizidat . Dan perusahaan yang menaungi saya kurang lebihnya 5 tahun saya bekerja disini. Dari saya berkerja di Family Herbal poduk Gizidat inilah yang bisa membawa saya bisa berjalan-jalan ke dua Negara yaitu Singapore adan Malays
Kali ini, kami akan coba membagi cerita mengenai review Bandara Kuala Lumpur. KIsah kali ini merupakan cerita bagian yang kedua. Lalu, yang bagian pertama mana? Tenang, anda bisa ikuti perjalanan di bagian pertama pada link berikut ini Transit di Kuala Lumpur Singkatnya, kami membahas petualangan kami saat transit di Kuala Lumpur. Tepatnya saat akan berangkat ibadah umroh. Jadi arah terbangnya dari Indonesia menuju ke Arab Saudi. Lalu, penerbangan kami transit dahulu di Bandara Kuala Lumpur. Sedangkan, pada bagian kedua ini akan berbeda sudut pandangnya. Tepatnya ialah ketika kami sudah selesai menjalankan ibadah umroh. Kami dalam perjalanan pulang kembali ke Indonesia. Jadi, arah terbangnya ialah dari Arab Saudi menuju ke Indonesia. Sama seperti sebelumnya, penerbangan kami transit di Malaysia. Tepatnya di Bandara Kuala Lumpur atau yang lebih dikenal dengan singkatan KLIA Kuala Lumpur International Airport. Seperti apa review Bandara Kuala Lumpur saat kami transit kala itu? Dalam ulasan kali ini, kami akan coba berbagi kisahnya untuk para pembaca sekalian. Jika ada manfaatnya, jangan lupa untuk share cerita ini di media social teman-teman semua ya. Baik, mari kita mulai saja cerita perjalanannya 😀 Pengalaman transit di Kuala Lumpur berikutnya kami lanjutkan ya. Pada cerita di artikel sebelumnya, kami menceritakan pada saat berangkat umroh. Kali ini, kami coba share pengalaman transit di Kuala Lumpur saat sudah selesai umroh dan dalam perjalanan pulang kembali ke Indonesia. Sekalian saja kami review Bandara Kuala Lumpur secara sederhana. Singkat cerita, hari itu kami tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur sekitar pukul pagi waktu setempat. Tepatnya, kami turun dari pesawat di gedung KLIA 1. Sementara itu, penerbangan kami ke Bandung akan take off pada pukul waktu setempat. Jadi, kami ada waktu transit lumayan panjang sebelum pesawat berangkat. Selesai melewati loket imigrasi dan mengambil koper bagasi beserta air zamzam, kami berpisah dari rombongan. Tujuannya ialah berpindah ke gedung KLIA 2, tempat pesawat kami yang akan terbang menuju ke Bandung. Proses perpindahan dari gedung KLIA 1 ke KLIA 2 sama seperti saat kami berangkat beberapa hari sebelumnya. Kami menggunakan moda transportasi kereta bandara yang dikenal dengan nama KLIA Express. Jangan lupa untuk membeli tiketnya dulu untuk bisa naik KLIA Express. Cukup membayar 2 Ringgit Malaysia per orang. Wisata Kuliner di Gedung KLIA 2 Setibanya di gedung KLIA 2, kami langsung menuju ke terminal check in Air Asia yang ada di lantai 3. Saat tiba di terminal, kami tanya-tanya kepada petugas. Ternyata, penumpang baru bisa check in paling cepat 4 jam sebelum keberangkatan. Saat itu, kami belum bisa check in. Oleh sebab itu, kami putuskan untuk mengerjakan aktivitas lainnya dulu. Kebetulan juga, perut mulai terasa lapar. Pengalaman transit di Kuala Lumpur berlanjut dengan berhenti sejenak untuk wisata kuliner di area gedung KLIA 2. Kami pun mencari restoran yang sesuai selera dengan harga yang bersahabat tentunya 😀 Ada banyak restoran di dalam area gedung KLIA 2. Mulai dari lantai 2 hingga lantai 3 juga ada. Dari hasil obervasi singkat kami berdua, sepertinya tempat makan di lantai 2 lebih terjangkau daripada yang ada di lantai 3. Harga makanan dari tempat makan yang kami lihat juga lumayan berbeda. Harga makanan di lantai 3 berkisar 20 ringgit Malaysia ke atas. Sementara itu, di area makan lantai 2 masih ada yang menawarkan makanan dengan harga di bawah 20 ringgit Malaysia. Pilihan kami berdua untuk makan jatuh ke kios makanan nasi T Kandar yang terletak di lantai 2 gedung KLIA 2. Menu makanan yang disajikan juga beragam. Tidak kalah pentingnya, harga makanan lebih bersahabat 😀 Kami memilih menu makanan kari laksa dan mie rebus. Menu kari laksa dilengkapi dengan suwiran ayam, sementara mie rebus dilengkapi topping telur rebus dan sosis. Seleranya lagi kepingin makan yang berkuah hangat saat itu, hehe. Berapa harga makanannya? Untuk kari laksa harganya 19,9 ringgit Malaysia. Sedangkan mie rebus dengan telur dan sosis harganya 17,9 ringgit Malaysia sudah mendapatkan tambahan es teh manis di dalam paketnya. Selesai menikmati makanan, rasanya masih kurang baca belum kenyang, hehehe. Kami pun melirik menu lainnya di warung sebelah. Kloter kedua pun dimulai dengan memesan Chicken Wing Spicy dengan porsi kecil isi 4 potong. Harganya 18,9 ringgit Malaysia untuk satu porsi. Persiapan Terbang untuk Pulang Selesai menikmati makanan sambil beristirahat di lantai 2, kami siap menuju ke lantai 3 gedung KLIA 2. Tempat dimana terminal check in Air Asia berada. Sebelum bisa proses check in, ada proses yang harus kami kerjakan terlebih dahulu. Oleh petugas Air Asia, kami diarahkan untuk menuju mesin cetak boarding pass yang tersedia di area terminal. Kami mengantri bersama calon penumpang lain. Tujuannya untuk mencetak boarding pass beserta label bagasinya masing-masing. Jenis labelnya ada beberapa. Bagi kami berdua, hal ini merupakan pengalaman baru. Biasanya di counter check in, calon penumpang hanya menunggu petugas untuk mencetak dan menempelkan label ke koper bagasi calon penumpang. Oleh sebab itu, kami bertanya lagi kepada petugas Air Asia untuk teknis menempelkan label yang baru saja dicetak. Bagaimana cara menempelkan label ke lokasi yang seharusnya. Selesai proses check in, kami masih harus mengurus bawaan air zamzam. Kami pikir air zamzam akan dimasukkan bersamaan dengan koper bagasi. Ternyata tidak. Ada mekanisme khusus untuk memasukkan bawaan air zamzam ke dalam pesawat Air Asia. Oleh petugas Air Asia, kami diarahkan untuk menuju ke counter khusus. Counter tersebut akan menerima dan mengatur bawaan air zamzam jamaah umroh untuk dimasukkan ke dalam pesawat. Letaknya berada di ujung terminal keberangkatan. Jadi, lumayan juga bagi kami. Jalan berkeliling terminal Air Asia dari satu sudut ke sudut lainnya. Nah, yang jadi pertanyaan biasanya seperti ini. Apakah air zamzam masuk ke dalam hitungan bagasi atau harus beli bagasi khusus di Air Asia? Dari yang kami jalani, bawaan air zamzam ini bisa masuk secara gratis di maskapai Air Asia. Jadi, tidak mengurangi jatah bagasi yang sudah kami pesan sebelumnya. Pastikan air zamzam 5 liter itu masih tersegel dengan rapi di kotak dan botol aslinya. Urusan bagasi dan check in selesai, kami menuju tahapan berikutnya. Kami berdua antri di loket imigrasi. Antriannya sangat padat saat itu, jadi kami lumayan lama menunggu bersama calon penumpang yang lain. Jika dihitung waktunya, sepertinya kami mengantri lebih dari 30 menit. Padat sekali ketika itu. Walaupun demikian, tidak ada hambatan apapun saat melewati loket imigrasi. Petugas imigrasi menjalankan prosedurnya seperti biasa, lalu mempersilakan kami lewat. Selesai dari loket imigrasi, kami tinggal menuju ke gerbang keberangkatan untuk tujuan ke Bandung. Saat itu, pesawat kami akan tiba di gerbang nomor 7. Berhubung waktu lepas landas masih lumayan lama, kami jalan santai saja saat menuju ke gerbang 7. Sambil menunggu gerbang dibuka, kami berhenti di mushola yang letaknya dekat dari gerbang nomor 7 untuk melaksanakan sholat. Ukuran musholanya tidak terlalu besar. Kebersihan mushola dan tempat wudhunya baik. Mushola juga terasa nyaman digunakan untuk tempat sholat dan istirahat sejenak. Review Bandara Kuala Lumpur – Kualitas Koneksi Internet di KLIA 1 dan KLIA 2 Internet merupakan suatu hal yang menjadi kebutuhan primer setiap orang. Dalam berbagai keadaan, sebisa mungkin kita tetap terhubung dengan internet. Termasuk saat di tengah perjalanan, seperti saat kami transit di Bandara Kuala Lumpur Malaysia. Mengenai koneksi internet, calon penumpang tidak perlu khawatir. Selama berada di dalam gedung KLIA 1 maupun KLIA 2, kami bisa terhubung dengan jaringan WIFI bandara. Semuanya gratis dan bisa dinikmati semua penumpang. Cukup login saja pada halaman yang sudah disediakan untuk bisa menikmati koneksi internet. Kualitas kecepatan akses internetnya pun bagus. Kami tidak merasakan koneksi internet yang abal-abal. Cukup bagus untuk koneksi jaringan internet di lokasi umum. Koneksi internet di area bandara sempat terputus. Hal itu terjadi pada saat kami berada di dalam KLIA Express untuk berpindah dari KLIA 1 ke KLIA 2 dan sebaliknya. Setelah berada di gedung utama, tinggal login ulang saja untuk menikmati internetnya. Review Bandara Kuala Lumpur – Menunggu di Gerbang Keberangkatan Tahap akhir dari proses perjalanan kami sebelum terbang ialah menunggu di area gerbang keberangkatan. Dalam perjalanan menuju ke gerbang, kami melalui gerbang pemeriksaan lagi. Di gerbang ini, pastikan anda tidak membawa air minum atau cairan lebih dari 100 ml. Jika anda terlanjur membawanya, ada dua pilihan yang bisa anda ambil. Pilihan pertama, anda bisa menghabiskan air minum tersebut di hadapan petugas bandara. Pilihan yang kedua, anda bisa langsung buang saja air tersebut di lokasi pembuangan terdekat. Sedangkan kami, saat itu memang membawa botol air minum yang masih berisi air dalam jumlah yang cukup banyak. Akhirnya, kami memilih opsi yang pertama, yaitu meminum air yang kami bawa hingga habis. Selesai melewati gerbang pemeriksaan, kami tinggal menuju ke gerbang keberangkatan pesawat tujuan ke Bandung. Saat itu, kami sudah akan masuk ke dalam area ruang tunggunya. Akan tetapi, kondisi ruang tunggu masih dalam keadaan tertutup. Calon penumpang belum diperbolehkan untuk masuk dan harus menunggu di luar. Area ruang tunggu di gerbang baru dibuka sekitar 15 – 30 menit sebelum pesawat lepas landas. Jadi, hingga waktunya tiba, kami mencari tempat duduk secara acak. Mana yang kosong, kami duduk di sana. Sambil menunggu, kami memperhatikan sekeliling. Ada beberapa tempat makan yang tersedia di sepanjang area ruang tunggu. Jika anda kelaparan, silakan mampir untuk kulineran di salah satu restoran yang tersedia. Kami sih sudah kekenyangan, jadi tidak ingin mampir lagi. Di samping itu, tenaga di tubuh juga sudah terkuras habis. Mulai terasa lelahnya setelah selesai perjalanan umroh. Alhamdulillah, proses perjalanan kami pulang berjalan lancar. Penerbangan Kuala Lumpur menuju ke Bandung tidak ada delay atau kendala apapun. Sekian dulu kisah review Bandara Kuala Lumpur dari kami. Semoga informasi yang ada di dalam cerita ini bermanfaat bagi teman-teman semua. Terutama bagi anda yang berencana pergi dan mendarat di bandara Kuala Lumpur. Bagikan informasi ini ke keluarga dan sahabat lainnya ya, supaya makin banyak yang merasakan manfaatnya. Terimakasih banyak sudah berkenan menyimak review Bandara Kuala Lumpur kali ini. Sampai jumpa di cerita dan pengalaman kami lainnya 😀 Visited 1,694 times, 12 visits today
- Окሉφиሿоπ դትф ժι
- Οሟохумօዋи лом
- ጧ дኁфу трምхрፏλуህи
PengalamanTransit di Denpasar February 15, 2016 Jadi ada dua alternatif tempat transit sebelum ke sydney yaitu denpasar sama kuala lumpur. Karena kita pergi sama anak kecil jadilah kita pilih perjalanan yg paling singkat dengan waktu transit paling sedikit.. Males aja gt bawa anak kecil tapi transitnya yg panjang, klo cuma berdua sih seru
PENGENALAN Kuala Lumpur, Ibu Kota Malaysia, walaupun pusat pemerintahannya berpindah ke Putra Jaya, kota ini tetap menjadi pusat ekonomi dan bisnis di Malaysia. Kota ini telah banyak menjadi tuan rumah berbagai acara nasional dan internasional sehingga merupakan wilayah dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang paling pesat di Malaysia. Selama berada di Kuala Lumpur KL 9 – 12 Juni 2018 saya ingin menggunakan secara langsung fasilitas transportasi publik yang ada dan perannya dalam memudahkan wisatawan untuk mengakses berbagai lokasi wisata. Untuk mencapai tujuan itu saya menginap di hotel Prescott yang jaraknya sekitar 500m dari KL Sentral dan pusat perbelanjaan NU Sentral sehingga aksesnya cukup mudah untuk berpergian kemana-mana karena KL sentral merupakan pusat transportasi terintegrasi di Kuala Lumpur. Adapun dengan rata-rata biaya perjalanan sekitar 2-4 RM kita sudah bisa menggunakan berbagai pilihan transportasi seperti Monorail, LRT, MRT, dan KTM ke berbagai tujuan wisata seperti KLCC, Batu Cave, Pasar Seni dan lain – lain. Adapun kereta bandara ERL biayanya cukup mahal yaitu 50 RM untuk sekali perjalanan. Selain itu terdapat juga bus gratis untuk keliling Kuala Lumpur yang dikenal dengan Go KL. Tidak berbeda jauh dengan Indonesia, iklim dan cuaca di kota ini cukup panas Antara 23 Celcius sampai dengan 32 Celcius. Walaupun panas, udara di kota Kuala Lumpur tidak terlalu pengap dan sesak seperti di Jakarta mungkin ini dikarenakan oleh sedikitnya kendaraan bermotor yang ada dijalanan. Selama saya berada disana, sangat jarang sekali terlihat sepeda motor, kalaupun ada biasanya adalah merk honda yang sangat jadul’ dan Yamaha MX atau motor tipe matik merk Honda, mayoritas kendaraan yang digunakan masyarakatnya adalah mobil bahkan dikawasan yang tergolong kampung’ pun terparkir banyak mobil. Mungkin hal ini dikarenakan pendapatan perkapita masyarakatnya yang cukup tinggi hampir tiga kali lipat Indonesia dengan biaya hidup yang relatif serupa dengan Jakarta serta banyaknya jalanan lebar yang sangat sesuai untuk penggunaan mobil pribadi. Selain itu juga terdapat juga sistem penyewaan sepeda yang disebut dengan O’Bike. Untuk menggunakan sistem O’Bike ini seseorang harus mengunduh aplikasi oBike, mendaftar dan membayar deposit mirip seperti ketika kita menggunakan aplikasi Gojek. Aplikasi ini digunakan untuk menyewa dan mengembalikan sepeda, dengan metode pembayaran menggunakan kartu Kredit / Debit yang telah didaftarkan. Untuk mengendarai sepeda, pengguna harus memiliki koneksi internet dan bluetooth untuk membuka kunci sepeda, hal ini dilakukan dengan memindai kode QR atau memasukkan nomor sepeda yang diinginkan. Jika berhasil, kunci di roda belakang terbuka secara otomatis. Setelah pengguna menyelesaikan perjalanan mereka, mereka perlu mengunci secara manual dan meninggalkan sepeda di tempat parkir tertentu agar siap untuk digunakan pengguna berikutnya. Pada saat mengunci sepeda, pengguna harus memastikan lagi bahwa mereka memiliki Bluetooth dan koneksi internet, agar sistem O’Bike mencatat akhir perjalanan dan menghitung biaya dengan tepat. KEBIJAKAN TRANSPORTASI PUBLIK DI KUALA LUMPUR 1. Kebijakan Transportasi darat di Kuala Lumpur Malaysia Kebijakan transportasi di Kuala Lumpur secara terbagi antara City Hall Kuala Lumpur CHKL dan pemerintah federal. Departemen Transportasi Perkotaan CHKL dipercayakan dengan berbagai fungsi koordinasi dan administrasi untuk perencanaan transportasi perkotaan. Sedangkan Pemerintah Federal lebih banyak berurusan dengan rencana transportasi nasional, pedoman kebijakan dan hal-hal yang menyangkut administrasi dan perencanaan transportasi secara keseluruhan. Pada praktiknya untuk beberapa kasus ditemukan bahwa terdapat miskoordinasi dan tumpang tindih antara dua institusi tersebut yang menyebabkan banyak pembangunan transportasi menjadi tidak optimal, hal ini juga sangat dipengaruhi oleh isu politik dan peran para politisi di pemerintah federal yang memiliki budaya politik Federal Malaysia telah menyusun Land Public Transport Master Plan LPTMP yaitu sebuah perencanaan pembangunan transportasi darat jangka panjang yang disahkan pada tanggal 16 October 2013. LPTMP ini mengacu pada Visi Malaysia yaitu pada 2020 menjadi negara industri dan berkembang sepenuhnya serta menjadi negara berpendapatan tinggi. Adapun visi yang ingin dicapai LPTMP ini adalah “Achieve a safe, reliable, efficient, responsive, accessible, planned, integrated, affordable and sustainable land public transport system to enhance socio-economic development and quality of life”. Adapun sejarah transportasi darat di Malaysia dapat dilihat sebagai berikut Didalam LPTMP terdapat lima kebijakan strategis yang harus dicapai yaitua Enhance Land Public Transport Connectivity Across Urban Conurbations and Access in Rural AreasFokus pembangunan di area perkotaan adalah dengan meningkatkan layanan yang ada, berinvestasi dalam infrastruktur dan layanan baru, dan berinvestasi dalam mengintegrasikan berbagai moda trasnportasi yang secara Bersama-sama akan meningkatkan kapasitas transportasi darat. Contohnya Proyek MRT Klang Valley, pembangunan 12 koridor Bus Rapid Transit, menggandakan jangkauan monorail menjadi 33 Km dan meningkatkan jalur daerah perdesaan tidak diprioritaskan untuk membangun jasa baru atau berinvestasi secara besar-besaran namun dengan meningkatkan kualitas jasa yang ada dengan biaya modal yang sedikit. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah kerjasama antara pemerintah dan swasta ataupun menggunakan hibah. b Ensure Affordable and Accessible Public Transport Services by Enhancing Industry StructureKebanyakan operator transportasi umum merupakan BUMN yang karena manajemennya kutang baik maka mengakibatkan pemerintah harus membayar subsidi lebih besar untuk menekan harga tiket. Oleh karena itu, akan dibuka kesempatan untuk membangun struktur industri yang dapat menghasilkan keuntungan sehingga mampu mengurangi beban pajak. Peningkatan struktur industri ini dilakukan dengan melakukan review mengenai perencanaan rute, insentif yang dibutuhkan untuk pemenuhan layanan minimum, struktur kepemilikan sedemikian rupa untuk menghindari praktik monopolistik, subsidi yang diarahkan untuk dampak maksimal. Selain itu juga dapat dilakukan sinergi dengan pihak swasta yaitu melalui jasa periklanan, pembangunan retail dan properti. c Enhance Service Levels and Convenience by Improving Monitoring and Enforcement, As Well As “Soft Integration”Salah satu cara untuk meningkatkan kenyamanan dan jasa yang diberikan yaitu dengan memperbaiki sistem regulasi yang ada, meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah dan otoritas yang terlibat dalam regulasi tersebut, penggunaan prosedur dan peraturan yang selalu update sesuai kondisi, pelatihan kepada karyawan, penilaian kembali mengenai realokasi sumberdaya yang dibutuhkan. Selain itu untuk memudahkan pengguna moda transportasi darat, mengacu pada kemudahan integrasi berbagai moda transportasi maka diperlukan soft integration selain juga integrasi infrastruktur fisik seperti pengenalan sistem integrated cashless payment untuk berbagai jenis transportasi darat. d Enhancing Safety Levels of Public TransportMeningkatkan keamanan transportasi publik yatu dengan memperketat ketentuan dan penalti terkait pemberian lisensi berkendara, pelatihan driver dan penilaian kelayakan moda transportasi yang digunakan. e Reduce Congestion, Pollution, and Increase Incidence of Cycling and Walking at the First/Last MilePerencanaan dan pembangunan transportasi darat difokuskan pada sistem yang ramah lingkungan dengan mengadaptasi green technologies and practies serta di setiap titik transportasi publik juga harus dirancang sedemikian rupa agar dapat mendorong pengguna untuk mempraktikkan gaya hidup sehat jalan kaki/sepeda. Adapun infrastruktur yang sudah ada saat ini dibuat dengan mengintegrasikan berbagai moda transportasi darat yang menghubungkan dari bandara internasional KL sampai dengan berbagai tempat wisata serta tentunya memenuhi kebutuhan transportasi sehari-hari masyarakat di Kuala Lumpur sebagaimana dapat dilihat berikut ini PENGALAMAN MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PUBLIK DI KUALA LUMPUR Di KL sentral banyak pilihan moda transportasi yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan yang ingin dikunjungi. Untuk memudahkan kita dalam menggunakan berbagai transportasi tersebut baiknya kita mendownload dan mempelajari peta rute transportasi yang akan digunakan karena setiap jenis kereta memiliki rute dan gate yang berbeda, hal ini berguna untuk menghindari pengenaan penalti karena harus keluar di gate yang sama, kondisi ini berbeda dengan KRL di Jakarta yang disediakan oleh satu penyedia. Untuk pembayaran dapat menggunakan tiket sekali jalan yang diperoleh di setiap mesin penyedia di stasiun dan kemudian kita akan mendapatkan sebuah koin sebagai tiket perjalanan yang harus ditempelkan pada scanner gate masuk dan dimasukkan pada lubang koin saat gate keluar ataupun menggunakan TnGo Card mingguan maupun bulanan yang dapat digunakan untuk berbagai moda transportasi. Penggunaan TnGo Card ini sangat berguna jika kita berkunjung di Kuala Lumpur saat hari kerja normal karena dapat menghindari antrian di mesin tiket stasiun. Khusus untuk KLIA Ekspress setahu saya bisa menggunakan sistem pembayaran tiket sekali jalan yang berbentuk kertas saja. a Kereta BandaraKLIA Express atau mudahnya kita sebut saja sebagai kereta bandara ini dapat diakses dari bandara KLIA 2. Jadi kalau kita mendarat di KLIA 1 harus transit dulu menggunakan kereta komuter antar bandara. Tarif yang dikenakan adalah 55 RM namun pada kesempatan ini saya mendapatkan diskon 10% karena menggunakan mesin tiket otomatis yang disediakan. Kesan pertama saat menggunakan kerata ini adalah kurang lebih sama dengan kereta bandara yang kita punya di Indonesia. Alternatif lain yang dapat digunakan adalah menggunakan bus dari bandara ke KL Sentral, tarif yang dikenakan lebih murah yaitu 12 RM. Pengalaman saya ketika menggunakan bis di Malaysia adalah mereka operator bis cukup ketat dengan ketepatan jadwal keberangkatan bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan jika seluruh penumpang telah masuk kedalam bis. Hal ini dikarenakan pembelian tiket akan ditutup sekitar 30 menit sebelum jadwal keberangkatan sehingga penumpang tidak bisa membeli tiket secara dadakan atau bahkan didalam bus. Perjalanan yang ditempuhpun sangat lancar. b Monorel, LRT dan MRTModa transportasi yang paling saya andalkan untuk berkeliling menuju berbagai tempat wisata di Kuala Lumpur adalah kereta komuter Monorel, LRT maupun MRT. Selain lokasi stasiunnya yang sangat dekat dengan tempat tujuan wisata, Biaya yang dikeluarkan pun cukup murah yaitu dikisaran 2-4 RM tergantung jarak perjalanan. Ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan kereta cukup tepat waktu dan dapat diandalkan. Selain itu, hampir disetiap stasiun tersedia penyewaan sepeda O’Bike yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk berkeliling jika malas untuk berjalan Monorel, LRT dan MRT memiliki satu hal yang berbeda dengan stasiun KRL di Indonesia yaitu adanya palang pembatas tambahan disepanjang sisi peron yang menghalangi penumpang agar tidak terjatuh ke kolong rel, fungsi lainnya dari palang pembatas ini adalah dapat membuat pengguna lebih tertib mengantri. c KTMKTM adalah jenis transportasi yang saya gunakan untuk menuju tempat wisata Batu Cave, ini adalah salah satu pengalaman yang tidak menyenangkan menurut saya karena kereta menuju batu cave hanya ada 2 jam sekali dan sering terjadi keterlambatan yang dikarenakan adanya proyek penambahan jalur rel KTM oleh pemerintah federal GerbongKTM memiliki tempat duduk yang sedikit dimana dalam satu gerbang terdapat 3 baris menghadap depan dan 3 baris menghadap belakang serta diantara keduanya tempat duduk gabungan yang menempel dinding seperti yang ada di KRL Jakarta. Perjalanan dari KL sentral ke Batu Cave pun berjalan lancar dan cukup mulus selain itu akses dari stasiun ke objek wisata juga sangat dekat dan terintegrasi sehingga memudahkan wisatawan. d Bus Go KLTransportasi umum terakhir yang sempat saya gunakan adalah Bus Go KL. Bus ini gratis dan memiliki rute tetap. Ada empat jalur GO KL. Green line, blue line, purple line dan red line. Red line ditujukan untuk jalur GO Relax alias untuk santai-santai, Blue Line ditujukan untuk jalur Go Work alias jalur para pekerja, Purple Line ditujukan untuk pusat wisata atau tujuan wisata. Sedangkan Green Line ditujukan sebagai GO Shopping alias pusat belanja. Busnya cukup nyaman, ACnya berfungsi dan bahkan kita bisa menumpang WIFI gratis saat menaiki bus ini. Sebenarnya ada lagi transportasi umum yang dapat digunakan yaitu RapidKL, bus berbayar, namun saya tidak sempat menggunakannya karena keterbatasan waktu disana. PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL Dari uraian diatas setidaknya ada beberapa hal yang dapat kita pelajari untuk memperbaiki transportasi darat di Indonesia yaitu Perlunya perubahan sistem transportasi menjadi lebih terintegrasi dan menyeluruh sehingga transportasi darat menjadi pilihan utama masyarakat yang dapat diandalkan seperti dengan mendekatkan akses kereta ke berbagai tempat tujuan baik tujuan wisata, kantor bekerja, maupun tempat hiburan sehingga akan memberikan kenyamanan kepada pengguna. Perlunya peningkatan teknologi yang digunakan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan pengguna seperti penggunaan koin plastik untuk mengganti kartu harian berbayar sehingga dapat menghindari aktifitas yang tidak perlu seperti harus mengantri untuk mengambil refund. Maksimalisasi penggunaan mesin tiket otomatis yang saat ini sudah mulai diterapkan di berbagai stasiun kereta di Indonesia. Penggunaan batas penghalang disetiap peron agar menghindari insiden kecelakaan yang disebabkan oleh jatuhnya seseorang kedalam celah peron. Perbaikan peraturan terkait moda transportasi pribadi dan perancangan infrastruktur yang menekan’ masyarakat yang menggunakan transportasi pribadi sehingga masyarkat akan beralih ke transportasi umum dan mengurangi kemacetan di jalanan ibukota. Meningkatkan kerjasama, koordinasi dan sinergi pemerintah dengan berbagai pihak termasuk pihak swasta untuk mengoptimalkan penyediaan layanan publik sehingga mampu menekan anggaran yang dikeluarkan pemerintah. Pengalaman Karya; Uncategorized; Senin, 04 Mei 2015. Touchdown Kuala Lumpur. Sampai di TBS, Kuala Lumpur: Pukul 14.00 bus sampai di tujuan, yaitu Terminal Bersepadu Selatan, KL. Terminal ini melayani perjalanan bus antarkota ke arah selatan (seperti Melaka, JB dan Singapura) dan terintegrasi dengan Kereta Komuter, LRT, Kereta bandara Pesawat yang saya tumpangi transit di KLIA selama delapan jam. Membayangkan leyeh-leyeh dibandara selama delapan jam saja sudah berat apalagi menjalaninya. Alasan selanjutnya dikarenakan bandara KLIA tidaklah seramai di KLIA 2, minim tempat shopping dibandingkan KLIA2. Akhirnya setelah pesawat saya landing di KLIA saya memutuskan untuk jalan-jalan ke Kuala Lumpur. Transportasi Murah ke KL Sentral dari KLIA Kalo turun di KLIA yang paling saya sukai adalah antrian di imigrasi sedikit, sedangkan jika di KLIA 2 antrian bisa satu jam sendiri karena merupakan bandara low cost carrier. Setelah proses imigrasi selesai saya langsung memilih naik bus ke KL Sentral. Keputusan saya naik bus ke KL Sentral dikarenakan biayanya hanya RM 10 Rp. sedangkan jika naik KLIA Ekspress biayanya RM 55 Rp. Perbedaan kedua transportasi ini adalah lama perjalanannya, jika naik bus sekitar 1 jam dan KLIA Ekspress 28 menit. Selisih 30 menit saja perjalanan, dan menurut saya tidak masalah, karena bus pun juga nyaman. tempat pemberhentian bus di KLIA Tempat pemberhentian bus di KLIA mudah ditemukan, banyak sekali petunjuknya. Sampai di stasiun bus lalu beli tiketnya untuk Airport Coach dan menunggu di platform 2. Bus berangkat setiap satu jam sekali. Sekitar satu jam perjalanan bus sampai di KL Sentral yang merupakan stasiun untuk semua transportasi di Kuala Lumpur, seperti monorail, LRT, MRT dan bus. KL sentral Twin Petronas Destinasi pertama di Kuala Lumpur saya memilih Twin Petronas yang merupakan icon Malaysia. Saya naik LRT menuju KLCC dari KL Sentral. Sistem transportasi di Kuala Lumpur itu nggak ribet karena linenya sedikit. Tinggal baca map LRT saja maka kita akan faham, asalkan bisa bedakan antara jalur antara LRT, Monorail dan MRT dan naik di stasiun yang benar. Monorail Untuk pembelian token LRT wajib menggunakan uang coin, kalo nggak punya uang coin langsung tukar di Customer Service yang ada di setiap station. Saya naik LRT menuju Suria KLCC. Twin Petronas lokasinya menjadi satu dengan mall. Untuk mencari Twin Petronas, cari saja pintu keluar mall, mudah kok menemukannya. Tukar uang coin Foto di depan twin petronas menurut saya susah sekali. Bangunannya tinggi dan ramai wisatawan, sedangkan lokasi untuk berfoto dengan angle yang tepat sangat sempit. Di sekitar twin petronas ini juga banyak yang jual lens eye yang dipasang di kamera hp, karena seperti yang saya bilang tadi, tingginya twin petronas terkadang susah diambil secara full tanpa terpotong. Saya sih berhasil mengambil angle yang tepat setelah beberapa kali take. Ya, meskipun background belakang banyak manusia tapi bisa mengambil twin petronas yang tanpa terpotong ujungnya kebanggan tersendiri. Bukit Bintang Puas foto di Twin Petronas, destinasi selanjutnya yaitu Bukit Bintang. Bukit Bintang merupakan area beberapa mall di Kuala Lumpur, intinya sih tempat untuk shopping dan kuliner. Dari KLCC saya naik LRT ke Bukit Nanas, lalu pindah ke Monorail dari Bukit Nanas ke Stasiun Bukit Bintang. Waktu di Bukit Nanas ini saya jalan kaki sekitar 200 meter menuju Monorail dari LRT Bukit Nanas. Untuk token tiket monorail cara pembeliannya sama dengan tiket LRT. Pavilion - Bukit Bintang Kalo di Bukit Bintang tuh senangnya bisa keliling jalan kaki antara mall satu dengan yang lainnya. Meskipun tidak belanja cuma lihat turis "sliwar-sliwer" bawa tas belanjaan sudah bahagia hehehe... Area jalan kaki menuju Pavilion Mall itu paling ramai, sepanjang jalan pun ada merek-merek favorit seperti VINCCI, CK atau Sephora. Kuliner Nasi Ayam Hainan Chee Meng Dikarenakan masih siang menjelang sore, destinasi kuliner Jalan Alor yang lokasinya di Bukit Bintang belum buka, saya memutuskan untuk kuliner halal Nasi Ayam Hainan Chee Meng. Lokasi kuliner ini mudah ditemukan, pun saya yang nggak punya Sim Card Malaysia atau koneksi internet bisa dengan mudah sampai. Nasi ayam hainan Chee Meng merupakan nasi lemak dengan ayam dada dan ada kuah kaldunya. Seporsi harganya RM 10 dan es teh tarik RM Chee Meng Dengan harga segitu porsi dari Nasi Ayam Hainan Chee Meng ini cukup banyak. Untuk rasa khas Melayu, nggak jauh beda kalo saya lagi kulineran di Singapore ya rasanya rata-rata seperti di Chee Meng ini. Eksplore KL Sentral Dari Bukit Bintang saya kembali ke KL Sentral dengan naik MRT. KL Sentral tidak hanya tempat bertemunya transportasi di KL, namun juga terdapat NU Sentral. Layaknya mall pada umumnya, di sini banyak fashion dan juga kuliner. Salah satu kuliner yang membuat saya penasaran yaitu fish ball seharga RM 3 di Family Mart di NU Sentral yang ramai banget. Sayang karena saya masih kenyang, saya tidak membelinya. Untuk pulang menuju bandara KLIA, saya naik bus dari pemberhentian awal yang saya turun pertama kali. Sempat bingung juga lokasi halte bus ini, tapi saya bertanya ke Customer Service di KL Sentral, intinya jangan malu nanya aja. Bus berangkat setiap satu jam sekali, harganya berbeda yaitu RM 12. Total Pengeluaran 8 Jam di KL Sentral Kalo dihitung total jalan-jalan di KL cuma 6 jam, karena 2 jam habis untuk perjalanan naik bus PP bandara ke KL Sentral. Ya lumayanlah dapat jalan-jalan ke Twin Petronas dan Bukit Bintang. Untuk Total Pengeluaran yaitu Bus KLIA ke KL Sentral RM 10 Bus KL Sentral ke KLIA RM 12 Naik Monorail - MRT - LRT sekitar RM 8 Makan di Chee Meng RM Total Pengeluaran yaitu RM atau Rp. Andai jika saya naik KLIA Ekspress maka pengeluaran saya membengkak menjadi 500 ribuan Jadi gimana itinerarynya transit 8 jam di Kuala Lumpur, mudah bukan? Namunbiasanya KLM Airlines ini transit dulu di Kuala Lumpur. Jadi bisa beli tiketnya untuk rute ke Kuala Lumpur saja. Harga tiket pesawat terbang KLM cuma 900 ribuan. Cara Naik Bus Di Malaysia, Pengalaman Naik Bus Dari Melaka Ke Johor Bahru JB Sentral . Fahmi (catperku.com) July 29, 2022 . Cerita Dari Kembara Kraft Selangor 2014. CatperkuHalo teman-teman, sebelumnya artikel pengalaman pertama kali liburan ke Penang Malaysia ini pernah saya tulis di blog satunya. Karena blog tersebut sudah campur aduk, maka saya akan fokuskan menulis tentang travel di blog ini. So ceritanya sedikit saya perbaharui namun tidak merusak cerita saya tahun 2019 lalu ini. Penang merupakan pulau kedua setelah Langkawi, Malaysia yang saya kunjungi. Pulau menarik yang juga dikenal dengan kota tuanya ini merupakan Situs Warisan Budaya UNESCO. Penang termasuk kota atau pulau yang mempunyai aneka ragam budaya, meskipun begitu dengan keanekaragaman masyarakatnya aman dan tentram. Oh iya Penang juga terkenal dengan keanekaragaman kulinernya, yang pastinya menggugah selera para traveler. Kesempatan saya untuk melakukan kunjungan ke Penang pun penuh dengan drama, disebabkan kali ini saya pergi traveling dengan membawa 2 orang teman yang pada awalnya hanya berniat holiday ke ibukota Malaysia Kuala Lumpur saja. Tak ada satupun niat dari mereka untuk pergi ke Penang, apalagi dengan kondisi mereka yang saat itu lagi bokek. Namun karena waktu liburan yang singkat, saya coba usaha untuk meyakinkan mereka untuk juga mengunjungi pulau Penang aka Pinang. Dan alhamdulillahnya saya berhasil, mereka mau saya bujuk untuk mengunjungi pulau atau negara bagian federasi Malaysia ini. Oh iya Fyi, Penang terletak di kawasan barat semenanjung Malaysia dan beribukota George Town. Untuk bisa sampai di Penang dari Kota Pekanbaru tempat domisili saya mengharuskan untuk transit di Kuala Lumpur, dengan 2 kali penerbangan tentunya. Pemesanan tiketpun sudah saya lakukan jauh-jauh hari kala AirAsia melakukan promo saat itu, dan saya mendapatkan tiket Kuala Lumpur – Penang PP seharga IDR 280K saja. Sedangkan Pekanbaru – Kuala Lumpur saat itu dapat tiketnya IDR 700K PP Karena harga yang lebih murah ini pula saya urungkan niat saya untuk menggunakan transportasi darat/ bus ke Penang saat itu. Meski dengan menggunakan pesawat saya harus berangkat dari Kuala Lumpur Penang jam 10 malam waktu Malaysia. Dalam perjalanannya pun saat transit saya lebih banyak menghabiskan waktu di sekitar Bandara KLIA saja. Makan siang di Quizinn by RASA Food Court, shalat, berkeliling bandara dan sisanya istirahat saja sambil menunggu waktu berangkat ke Penang. Oh iya Untuk bisa sampai ke Pulau Pinang ini membutuhkan waktu lebih kurang 1 jam saja. Penang International Airport/ Shutterstock Alhamdulillahnya pada akhirnya saya berangkat dan sampai di Penang International Airport, yang ternyata bandaranya lebih besar dari pada Sultan Syarif Kasim II Airport Pekanbaru. Saya yakin bandara ini lebih baik karena adanya rute penerbangan internasional Ga perlu waktu lama, kami pun menuju hostel yang sudah kami pesan melalui Agoda sebelumnya. Hostel yang kami pesan berada di daerah Lebuh Chulia Kota George Town dan untuk bisa sampai ke sana kami menggunakan Grab Car. Niatnya dari awal memang ingin menggunakan transportasi publik seperti Bus, namun karena sudah malam tidak ada bus yang beroperasional. Kami sampai saja sudah menujukkan pukul setengah 12 malam. The Frame Guesthouse The Frame Guesthouse menjadi pilihan kami untuk menginap Akhirnya tak sampai 40 menit saya pun sampai di penginapan yang sudah saya pesan. Saya menginap di The Frame Guesthouse. Hostel yang tepatnya berlokasi di 168, Lebuh Chulia, Georgetown, Penang, Malaysia. Ya sederhana saja karena melihat bintang dan review positif plus harganya yang lumayan untuk kantong saya dan teman-teman akhirnya kami memilih hostel ini. Adapun alasan lain karena memang hostel ini dekat dengan berbagai tujuan atua destinasi yang saya inginkan semisal Street Art in George Town yang jaraknya hanya 20 meter saja, Kapitan Keling Mosque dekat hanya 40 meter saja. Hostel ini juga sangat dekat dengan Sri Mariamman Temple, Khoo Kongsi, Museum Camera dan Penang Peranakan Mansion. Nilai plus kalau malam, hostel ini juga dekat dengan Chulia Street Night Hawker Stalls di mana merupakan pusat jajanan malam yang ada di George Town. Hostel yang nyaman Proses check-in di penginapan ini juga cukup cepat, apalagi resepsionis hostel ini bisa berbahasa Indonesia meski cengkok melayunya lebih banyak. Harganya untuk satu orangnya per malam dipatok IDR 80K di mana dalam 1 kamar ada 8 tempat tidur campir. Untuk bagian kamar mandi di luar, ya kaya hostel pada umumnya. Fasilitas lain adalah kita mendapatkan sarapan gratis, ara ruang untuk nonton bersama, membaca dan lainnya. Dan pastinya tak perlu membayar deposit ketika check in. So haru pertama ini hari perjalanan untuk menuju Penang saja hingga menginap di The Frame. Liburan ke Penang – Day 2 Rapid Penang Bus Seperti biasanya kalau pergi liburan, di mana selalu bangun lebih pagi. Selain untuk persiapan mengunjungi berbagai destinasi juga karena takut mana tau kamar mandinya penuh karena digunakan wisatawan lain. Tujuan pertama selama di Penang adalah mengunjungi Penang Hill yang letaknya berada di Air Itam. Dari hotel menuju ke destinasi pertama ini kami menggunakan grab car lagi dengan jarak tempuk sekitar 15 – 20 menit. Sebenarnya bisa juga menggunakan transportasi publik, cuma lagi-lagi karena berfikir untuk efisiensi waktu lebih baik naik grab saja. Kalau menggunakan Rapid Penang bus kami harus berputar-putar dulu dan berhenti di tiap halte yang ada, sehingga membuat jarak tempuh menjadi lama sekitar 1 setengah jam. Penang Hill aka Bukit Bendera Destinasi pertama Penang Hill Penang Hill juga lebih dikenal dengan sebutan Bukit Bendera ini merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjuingi selama berliburan di George Town. Letaknya berada di dataran paling tinggi di pulau ini, di mana Bukit Bendera letaknya berada di ketinggian 821 meter di atas permukaan laut. Dari atas puncaknya kita sebagai wisatawan bisa langsung melihat panorama kota George Town dari ketinggian, plus ikon terkenal lainnya Penang Bridge. Nah untuk bisa sampai puncak dari destinasi ini, kita akan naik menggunakan Penang Hill Railway yang sudah dibangun sejak tahun 1906 – 1923. Memang jalan menuju puncak terlihat lurus, tapi tetap saja medan yang dilalui menanjak tajam, bikin ngeri – ngeri sedap spot jantung. Naik Kereta menanjak di Penang Hill Railway Untuk menggunakan kereta ini kita dipatok biaya RM30 per orang pp. Untuk naik kereta kita juga di wajibkan antri agar tidak berebut. Pilihan duduk yang pas adalah bagian kereta di depan/ atas dan ketika turun di bawah. Saya sempat khawatir dengan alur pendakian ini, karena tanjakannya cukup menantan dengan kemiringan 45 derajat. Tapi saya buang jauh-jauh perasaan dan pemikiran aneh-aneh, fokus bisa sampai ke atas. Kapasitas kereta menurut petugas yang saya tanya adalah bisa menampung hingga 100 orang. Jalan yang menanjak curam Sebelum sampai di puncak, kereta akan berhenti beberapa kali dan di beberapa station. Sedangkan untuk tujuan saya sendiri adalah langsung ke puncak Bukit Bendera. Selain bisa menikmati panorama dan pemandangan kota, dari puncak kita juga bisa berkunjung ke berbagai atraksi lainnyam semisal Owl Museum, Love Lock dan The Habitat yang terkenal dengan hutan hujannya. Pemandangan dari bukit Bendera Kek Lok Si Temple Kek Lok Si Temple Puas memandangi alam, dokumentasi sana-sini akhirnya kami lanjutin berkunjung ke testinasi populer lainnya. Tak jauh dari Penang Hill kami mengunjung lokasi atau destinasi bersejarah yang juga digunakan sebagai tempat beribahadah. Kek Lok Si Temple, atau kuil Budha yang sudah berumur 1 abad lamanya di mana juga menjadi kuil terbesar di Asia Tenggara. Jika dilihat melalui google maps jaraknya hanya 2,8 KM saja dari Penang Hill. Jujur saja entah kenapa di kota saya Pekanbaru, tempat – tempat ibadah seperti ini jarang dijadikan juga sebagai destinasi wisata atau terbuka untuk umum. Ntah pemerintahnya yang kurang tanggap atau memang dibuka hanya untuk agama tertentu saja agar ibadah mereka lebih kusuk. Jadi ketika mengunjungi kuil ini ya saya sangat antusias sekali. Berfoto dengan background Pagoda Kek Lok Si Temple Saat saya mengunjungi kuil ini tak banyak orang yang datang beribadah, entah karena memang masih pagi atau bisa saja karena memang bukan jam ibadahnya. Jika diperhatikan arsitektur dari Kek Lok Si Temple memiliki campuran ornamen Tiongkok dengan gaya Thailand di mana terlihat banyak warna merah. Di dalam komplek kuil ini sendiri ada beberapa bagian kuil yang besar dan ada pula kuil yang memiliki pagoda. Berfoto atau mengabadikan tidak pernah membosankan Kegiatan saya sendiri ya sama seperti traveler umumnya, mendokumentasikan berbagai foto juga melihat bagaimana sejarah dari kuil ini. Pagoda di Kek Lok Si Temple Sedikit saran untuk teman-teman yang berkunjung ke Kek Lok Si Temple ini, ada baiknya membawa air mineral agar tidak kehausan. Maklum saja komplek kuil ini lumayan besar. Namu ntak perlu khawatir, tetap ada warung yang berjualan di lantai dasar kuil. Sedangkan untuk bisa berkeliling di kawasan atau komplek kuil ini tak ada biaya khusus, namun jika ingin naik ke atas pagoda setiap pengunjung diwajibkan membayar uang masuk sebesar RM 2 saja. di dalam Pagoda Kek Lok Si Temple Pada saat kami mengunjungi komplek kuil ini pun kami tak dapat eksplor ke keseluruhan kuil karena memang sedang ada pebaikan. Setelah puas dan tengah hari, kami pun berinisiatif balik ke penginapan, karena memang baju kaos yang kami gunakan sudah basah dengan keringat dan bau matahari. Lagi – lagi kami menggunakan Grab, namun dengan supir seorang ibu – ibu. Entah kenapa di dalam mobil kami diam seribu bahasa, karena bingung mau gunakan bahasa melayu atau inggris. Well sementara itu dulu cerita liburan ke Penang pada part 1, selanjutnya bisa baca lanjutnyannya pada part 2.
.